GTA777 – Sebagai pengguna setia smartphone, saya sudah terbiasa dengan camera bump yang menonjol di hampir semua ponsel modern. Tapi setelah beberapa hari menggunakan Google Pixel 9a, persepsi saya berubah total. Desainnya yang ramping tanpa modul kamera menonjol ternyata memberikan pengalaman berbeda dan saya sangat menyukainya.
Desain yang Berani dan Nyaman Digenggam
Berbeda dengan seri Pixel sebelumnya yang memiliki camera visor, Pixel 9a mengusung konsep minimalis. Dua kamera belakangnya ditempatkan dalam modul berbentuk stadion yang hampir rata dengan bodi belakang hanya terasa sedikit menonjol saat disentuh.
Apa keuntungannya?
- Keseimbangan sempurna – Tanpa modul kamera besar, bobot ponsel terdistribusi merata, membuatnya nyaman digenggam baik secara vertikal maupun horizontal.
- Praktis dalam aktivitas sehari-hari – Pixel 9a mudah masuk ke saku tanpa tersangkut dan bisa diletakkan rata di meja, sesuatu yang langka di era kamera periscope dan sensor 1-inch.
Desain ini mungkin terlihat sederhana, tapi justru membuat Pixel 9a menonjol di antara deretan ponsel dengan camera bump besar. Google seolah ingin membuktikan bahwa kamera berkualitas tidak harus selalu diiringi desain yang mencolok.
Performa yang Mengesankan untuk Kelas Mid-Range
Meski belum bisa memberikan ulasan lengkap, pengalaman awal saya dengan Pixel 9a sangat positif. Ponsel ini berpotensi menjadi pesaing serius tidak hanya untuk Samsung Galaxy A55 atau Nothing Phone (2a), tapi juga untuk varian flagship seperti OnePlus 13R atau bahkan iPhone 16.
Beberapa hal yang langsung terasa:
- Build quality premium dengan chassis metal dan desain ergonomis yang mirip Pixel 9 series.
- Tensor G4 yang mulus menjalankan game seperti Magic: The Gathering Arena tanpa overheating.
- Baterai bertahan 5-6 jam screen-on time bahkan saat fase setup awal tanda baik untuk optimasi software.
Meski ada bezel yang cukup terlihat dan ketebalan bodi sekitar 9mm, hal ini tidak mengurangi kenyamanan penggunaan.
Kamera: Masih Perlu Penyesuaian Software?
Pertanyaan besar: apakah desain slimline memengaruhi kualitas kamera? Dari beberapa foto percobaan, hasilnya cukup baik tapi belum sempurna.
Beberapa catatan awal:
- 48MP sensor utama menghasilkan detail yang tajam, tapi tampilan di Actua Display 6.3-inch terlihat agak washed out dibandingkan iPhone 16E.
- Dynamic range dan eksposur kadang kurang konsisten mungkin perlu penyempurnaan software sebelum rilis resmi.
- Saat foto dipindahkan ke monitor, kualitasnya lebih baik, menunjukkan bahwa masalah mungkin terletak pada kalibrasi layar.
Saya menduga ini adalah early software bug, mengingat Pixel 9a yang saya gunakan masih versi pra-rilis. Fitur seperti Quick Settings juga masih ada bug minor, seperti hilangnya teks di beberapa menu.
Kesimpulan: Haruskah Langsung Membeli?
Saya sangat terkesan dengan desain, performa, dan kenyamanan Pixel 9a. Desain flat-nya yang berbeda justru menjadi daya tarik utama, dan Tensor G4 menjamin kelancaran performa.
Tapi, sebagai pengguna yang pernah mengalami bug software di seri Pixel sebelumnya, saya menyarankan untuk:
- Menunggu review lengkap setelah ponsel digunakan setidaknya 1-2 minggu.
- Memastikan update software awal sudah dirilis untuk memperbaiki masalah kalibrasi kamera dan UI.
Jika Google berhasil menyempurnakan software-nya, Pixel 9a berpotensi menjadi best-value mid-ranger di 2025. Tapi untuk sekarang, tahan dulu keinginan untuk pre-order sampai ada konfirmasi lebih lanjut.