GTA777 – Apple terus memperbarui jajaran chip-nya, dan setelah perilisan chip M4, kini kita sudah mendengar bahwa M5 sedang dalam produksi. Artinya, kemungkinan besar kita akan melihat chip ini muncul di Mac pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Bagi yang menunggu MacBook Pro terbaru, tahun 2026 bisa menjadi momen yang tepat untuk upgrade. Pasalnya, Apple diperkirakan akan menghadirkan desain ulang besar-besaran untuk lini MacBook Pro, dan jika itu berbarengan dengan chip M5 yang lebih bertenaga, tentu saja itu akan menjadi kombinasi yang menggiurkan.
Namun, ada satu perangkat lain yang dirumorkan akan mendapatkan chip M5: Apple Vision Pro. Dan inilah yang membuat situasinya menjadi lebih kompleks.
M5 di Vision Pro: Perlukah?
Dari segi performa, kehadiran chip M5 di Vision Pro memang terdengar menjanjikan. Efisiensi daya yang lebih baik bisa berdampak positif pada daya tahan baterai headset ini—salah satu aspek yang masih menjadi tantangan.
Tapi ada satu faktor lain yang mungkin ikut menyertai chip M5: Apple Intelligence—sistem kecerdasan buatan (AI) terbaru Apple. M2 di Vision Pro saat ini memang bisa menjalankan AI, tetapi dalam keterbatasan karena harus menangani berbagai tugas berat lainnya secara bersamaan.
Dari perspektif Apple, mengintegrasikan AI ke Vision Pro masuk akal. Apple sedang berusaha memperkuat posisinya di pasar AI, dan Vision Pro bisa menjadi perangkat yang mendukung strategi tersebut. Namun, apakah AI dan chip baru benar-benar menjadi prioritas utama bagi pengguna Vision Pro?
Saya pribadi tidak begitu yakin.
Yang Sebenarnya Dibutuhkan Vision Pro
Jika ada satu hal yang bisa menghidupkan kembali minat terhadap Vision Pro, itu bukanlah chip baru atau AI canggih, melainkan harga yang lebih terjangkau.
Saat ini, Vision Pro dijual dengan harga $3.500 atau sekitar Rp55 juta—harga yang sangat tinggi untuk kebanyakan orang. Bahkan di Amerika Serikat sekalipun, perangkat ini lebih sering dianggap sebagai barang mewah ketimbang produk teknologi mainstream.
Apple tampaknya lebih fokus pada peningkatan performa dibandingkan menciptakan model yang lebih murah. Bisa jadi karena butuh waktu lebih lama untuk mengembangkan model baru dibandingkan hanya memperbarui komponen internal.
Namun, masalah utama Vision Pro bukanlah kurangnya tenaga atau fitur, melainkan aksesibilitasnya. Tidak peduli seberapa canggih chip M5 atau seberapa pintar Apple Intelligence, jika harganya tetap mahal, hanya sedikit orang yang akan membelinya.
Menunggu Model yang Lebih Terjangkau
Saya menduga bahwa pembaruan M5 ini adalah langkah sementara untuk menjaga relevansi Vision Pro sampai Apple siap merilis model yang lebih murah. Beberapa bocoran menyebutkan bahwa Vision Pro versi ekonomis sedang dalam pengembangan, tetapi mungkin baru dirilis pada 2027 atau 2028.
Untuk saat ini, M5 di Vision Pro memang akan menjadi peningkatan yang bagus bagi kalangan tertentu—misalnya pengembang, profesional, atau mereka yang memang tidak memikirkan harga. Tetapi bagi sebagian besar orang, lebih baik Apple fokus pada strategi penurunan harga dibanding sekadar meningkatkan spesifikasi.
Bayangkan jika Apple benar-benar meluncurkan Vision Pro versi lebih murah dengan harga di bawah $2.000. Itu akan jauh lebih menarik bagi pasar umum dibandingkan sekadar peningkatan performa dari chip M5.
Kesimpulan: Upgrade yang Tidak Menjawab Masalah Utama
Vision Pro memang perangkat revolusioner, tetapi masa depannya bergantung pada faktor lain selain sekadar performa. Jika Apple tetap fokus hanya pada hardware tanpa memikirkan harga, Vision Pro bisa tetap menjadi produk niche yang hanya dimiliki segelintir orang.
Apple mungkin punya rencana jangka panjang untuk menghadirkan model yang lebih terjangkau, tapi jika kita harus menunggu hingga 2028, maka pembaruan seperti M5 harus cukup menarik untuk mempertahankan minat pasar.
Namun, saya rasa sebagian besar pengguna lebih rela mengorbankan M5 jika itu berarti mereka bisa mendapatkan Vision Pro dengan harga lebih masuk akal. Apple, apakah kamu mendengar ini?